Senin, 04 November 2013

Rabu, 07 Agustus 2013

Pelatih AC Milan Massimiliano Allegri menilai banyak orang di Juventus yang perlu mempelajari humor, sehingga tidak menyikapi berbagai komentar dengan serius.

Hal itu diungkapkan Allegri dalam wawancaranya dengan La Gazzetta dello Sport. Dalam beberapa tahun terakhir, pelatih Juventus Antonio Conte keras membalas komentar yang dilontarkan Allegri dengan cukup pedas.

La Gazzetta dello Sport menanyakan kemungkinan Conte akan mengalihkan sasaran kepada Walter Mazzari yang kini menukangi FC Internazionale, dan itu akan membuat Allegri lebih tenang.

“Saya selalu tenang. Juve terlalu serius menyikapi satu atau dua lelucon saya. Seseorang di sana perlu belajar humor,” jawab Allegri.

“Saya beruntung berasal dari Livorno. Lelucon merupakan hal yang natural bagi saya.”

“Saya menaruh respek kepada setiap orang. Tapi kepribadian merupakan hal berbeda dengan kemampuan profesional. Conte telah melakukan pekerjaan sempurna, serta Mazzarri juga sangat bisa, dan bakal bagus bersama Inter.”
Carlos Tevez mengaku mempertimbangkan pensiun sebagai pemain di usia yang relatif produktif, 28 tahun.

Diungkapkan striker asal Argentina tersebut, banyak faktor yang membuatnya mempertimbangkan pensiun dini.

"Saya selalu mengatakan saya akan pensiun di usia 28 tahun dan saya nyaris saja pensiun setelah berkelahi dengan Roberto Mancini," kata Tevez, Kamis (8/8).

"Saya juga lelah. Saya menghabiskan enam tahun di Inggris dan tak seorang pun yang mau menghargai saya untuk bertahan enam tahun di Inggris."

"Saya juga sudah memenangi Liga Champions bersama Manchester United, Liga Primer Inggris bersama United, Piala FA bersama Manchester City, yang lama tak memenangi trofi kejuaraan. Saya sudah memenangi semuanya."

"Ada momen di mana Anda merasa lelah, lelah dengan sepakbola. Saya ingin meninggalkan sepakbola dan kemudian Juventus datang. Salah satu tim terbesar di Eropa," tandasnya.
Gianluigi Buffon mengaku tidak begitu khawatir dengan performa buruk Juventus selama tur pramusim di Amerika Serikat.

Bianconeri lagi-lagi menelan kekalahan dalam turnamen Guinnes International Champions Cup di Amerika Serikat, kali ini atas rival bebuyutannya FC Internazionale.

Meski begitu, pemain berusia 34 tahun tersebut tetap senang dapat berpartisipasi dalam turnamen pemanasan menjelang musim baru tersebut.

"Apakah kami [Juventus] senang dapat berpartisipasi dalam turnamen ini [Guinnes International Champions Cup]? Ya tentu saja," ujar Buffon, seperti dikutip Goal Italia.

"Turnamen seperti ini membantu sebuah tim menemukan performa terbaiknya, begitu juga dengan proses adaptasi para pemain baru. Kondisi fisik kami terasa lebih baik.

Kiper Timnas Italia ini juga mengesakan, Juventus yang sebenarnya baru akan muncul di Piala Super Italia melawan Lazio, pada 18 Agustus 2013.

"Musim sesungguhnya akan dimulai. Saya pikir Juventus 'sebenarnya' bakal terlihat di Piala Super Italia. Kami tak perlu kahwatir dengan hasil di pramusim,

"Kami harus melanjutkan kesuksesan kami selama dua musim terakhir dengan meraih Piala Super Italia," tandasnya optimistis.
Juventus mengakhiri kompetisi Guiness International Champions Cup di posisi terakhir menyusul kekalahan dari FC Internazionale lewat drama adu penalti. Setelah bermain 1-1 di waktu normal, Juve terpaksa mengakui keunggulan 9-8 Inter saat adu penalti.

Jawara Serie A musim lalu harus memetik kemenangan atas Inter jika tidak ingin finis di posisi terakhir kompetisi pramusim yang digelar di Miami. Sebelumnya, Bianconeri takluk oleh Everton melalui adu penalti serta kalah 3-1 oleh LA Galaxy.

Sementara itu, Nerazzurri harus mengakui keunggulan Chelsea 2-0 dan dipermalukan Valencia 4-0.

Bisa dipastikan kedua tim bermain ngotot demi menghindari peringkat terakhir. Kerja sama Mirko Vucinic dan Andrea Pirlo nyaris memberikan keunggulan untuk Juventus, namun justru Inter yang berhasil memecah kebuntuan lewat Ricky Alvarez setelah menyambar sodoran bola Fredy Guarin.

Alvarez nyaris menambah keunggulan bagi Inter ketika dirinya merangsek ke area pertahanan Juve dan melewati penjagaan Leonardo Bonucci. Sayang, tendangannya masih melebar dari gawang Gianluigi Buffon.

Ketika Nerazzurri nyaris dipastikan mengakhiri babak pertama dengan keunggulan satu gol, pelanggaran Juan Jesus terhadap Vucinic di kotak terlarang memaksa wasit menunjuk titik putih.

Arturo Vidal dipercaya mengeksekusi penalti dan membayar penuh kepercayaan tersebut untuk membawa Juve menyamakan kedudukan 1-1.

Bianconeri berpeluang menambah gol di pertengahan babak kedua lewat tendangan bebas cantik Pirlo. Sayang, bola masih membentur tiang gawang.

Raksasa Turin kembali memberi tekanan kepada Inter melalui tendangan penjuru. Akan tetapi, kiper pengganti Juan Pablo Carrizo berhasil mengantisipasi serangan dengan baik sehingga skor 1-1 tetap bertahan hingga waktu normal usai.

Pertandingan pun harus ditentukan lewat drama adu penalti. Sebastian Giovinco dan Guarin menjadi eksekutor pertama namun tendangan mereka masih bisa digagalkan Carrizo dan Marco Storari, yang menggantikan Buffon di babak kedua.

Claudio Marchisio, Fernando Llorente, Pirlo, Vidal, Angelo Ogbonna, Martin Caceres, Giorgio Chiellini dan Paolo De Ceglie melakukan eksekusi dengan sempurna untuk Juve. Sementara di kubu Inter, Andrea Rancchia, Alvarez, Mauro Icardi, Ishak Belfodil, Olsen, Marco Andreaolli, Alvaro Pereira dan Jonathan berhasil menjebol gawang Storari.

Peruntungan Juve berubah ketika eksekusi Mauricio Isla berhasil digagalkan Carrizo. Kiper Argentina pun menjadi penentu kemenangan Inter setelah eksekusi penaltinya gagal dibendung Storari.
Mantan penyerang Juventus dan bos Ajaccio Fabrizio Ravanelli mendeskripsikan Antonio Conte sebagai “Lionel Messi-nya Para Pelatih”.

Conte menjadi pelatih Juventus sejak tahun 2011 dan membawa Bianconeri menjuarai Serie A dua kali berturut-turut.

“Bagi saya, Antonio bukan sekedar pelatih Italia terbaik, ia adalah Messi-nya para pelatih,” ujar Ravanelli seperti dikutip oleh Tuttosport.

Ravanelli merumput bersama Juventus pada tahun 1992 hingga 1996, memenangkan gelar Serie A dan Liga Champion dalam prosesnya, selama berkarir bersama raksasa Turin ini.

Selasa, 06 Agustus 2013

Alessandro Del Piero yakin, Juventus adalah favorit untuk meraih Scudetto Serie A 2013/14. Ia menyebut, juara bertahan selalu memiliki mental yang lebih baik untuk mengawali musim.

Mantan kapten Bianconeri ini juga mengatakan, hasil buruk dalam laga pramusim tidak bisa dijadikan tolak ukur kiprah La Vecchia Signora musim depan.

"Juve ada di posisi terdepan [untuk raih Scudetto], karena juara bertahan selalu memulai dengan kepercayaaan diri tinggi," ujar Del Piero, seperti dikutip Sky Sport 24.

"Mereka tidak perlu merasa khawatir dengan hasil buruk di laga pramusim, karena mereka menghadapi tim yang sudah lebih dulu mempersiapkan diri.

"Juventus memiliki potensi besar dan pemain baru, mereka tidak butuh waktu lama untuk mencapai level tertinggi."

Il Pinturicchio meninggalkan Juventus pada 2012 dan kini membela klub asal Australia, Sydney FC.